Jumat, September 11, 2009

Rabu, Juni 17, 2009

Tips Kecil Mengatasi Cemburu

Setiap orang pasti dapat merasakan detak-detak gemuruh dalam dadanya saat cemburu merasuk di seluruh urat nadinya. Bila itu yang terjadi saat Anda cemburu, ada tip kecil yang dapat Anda lakukan.
*. Pertama
Tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan sekuat mungkin, lakukan ini minimal 50 kali dijamin Anda kelelahan sendiri dan lupa pada rasa cemburu.
*. Dua
Minum air putih paling sedikit tiga gelas.
*. Tiga
Putar musik kuat-kuat, terutama musik-musik beraliran keras, ikutlah bernyanyi.
*. Empat
Berenang, merupakan cara jitu mengatasi sesak di dada akibat cemburu.
*. Lima
Simpan semua benda-benda yang bisa mengingatkan Anda padanya.
*. Enam
Pergilah ke pantai, pandangi lautan bebas dan hiruplah udara segar sebanyak mungkin.
*. Tujuh
Alihkan pikiran pada hal-hal lain yang lebi positif, seperti rencana masa depan yang menantang. Konsentrasikan terus bila selalu gagal, jangan pernah menyerah pada rasa cemburu.
*. Delapan
Jangan sekali-kali mencari pelarian dengan mengkonsumsi makan-makanan berlebih, karena pada akhirnya justeru akan menambah masalah baru.
*. Sembilan
Temui sahabat lama, galilah nostalgia masa lalu bersamanya, usahakan kenangan yang menyenangkan saja.
*. Sepuluh
Menangislah sepuas hati.
*. Sebelas
Berdoalah dan pasrahkan seluruh keadaan pada Yang Maha Esa, mintalah petunjuk kemana langkah yang harus ditempuh.

KECEWA

Siapa sich yang tidak pernah kecewa? siapapun pasti pernah merasakan kecewa, ada yang kecewa karena pekerjaan, teman, atau bahkan kekecewaan karena masalah asmara, hubungan cinta dengan pasangan. Perasaan kecewa pun sangat beragam, ada yang dengan mudah melupakan kekecewaan tersebut tetapi ada yang susah bahkan tidak bisa melupakaan rasa kecewa tersebut.
Kecewa memang merupakan hal yang normal tetapi bagaimana kita mengatasi kecewa tersebut yang membedakan kualitas diri kita. Berikut ini beberapa tips atasi kecewa;

- Pahami Puncak Masalah
Pahami puncak permasalahan yang menyebabkan kita kecewa, dengan memahaminya maka kita mudah mencari jalan keluar atau solusinya.
- Pahami perasaan Kita
Alangkah baiknya jika kita juga memahami perasaan kita, coba hayati tekanan yang kita hadapi sehingga mudah kita mengatasi rasa kecewa tersebut.
- Ikhlas dengan Perasaan Kita Sendiri
Hindari untuk menipu perasaan diri kita sendiri, karena adakalanya rasa kecewa karena hal yang lain. Misal kita kecewa karena rekan kerja berhasil mencapai karir yang lebih tinggi tetapi sebenarnya kita kecewa karena rekan kita itu lebih cantik. Dalam contoh itu kita melihat bahwa kita menambah beban kecewa dengan perasaan kecewa mencapai karir itu bukan cuma lebih cantik. Coba hayati dengan tenang perasaan kita, puncak dari rasa kecewa tersebut.
- Pahami Puncak Kekecewaan
Selain memahami puncak masalah, coba pahami juga puncak dari rasa kecewa tersebut. Apakah puncak kecewa tersebut selalu berulang-ulang kita alami? apakah ada salah dalam diri kita? dan sebagainya.

- Menghindarinya
Setelah mengetahui dan memahami puncak dari kekecewaan, coba memikirkan apakah hal-hal tersebut dapat dihindari di masa akan datang, sehingga kita masih dan bermankan memiliki harapan dan mencegah hal kecewa tersebut.
- Cara mengatasi kekecewaan
Jika kita merasa kita sudah bertindak/berusaha untuk mengatasi kekecewaan tersebut, kita sebenarnya telah berhasil yaitu berhasil didalam menguasai diri kita untuk mengatasi rasa kecewa. Ada beberapa cara ‘obat’ atasi rasa kecewa tersebut;
* Fokus perhatian kepada aktivitas lain yang bermanfaat
* Melupakan kekecewaan tersebut dan berkomitmen untuk tidak kecewa lagi
* Meluahkan perasaan kita kepada teman atau orang yang kita percayai
- Minta nasehat atau saran dari orang lain
Cobalah untuk meminta nasehat dari orang lain yang kita hormati dan sebaliknya jangan meminta nasehat dari orang yang kita benci atau yang sakitkan hati kita. Intinya adalah jangan menambah perasaan kecewa tetapi mengurangi rasa kecewa tersebut.
- Jangan memanjakan perasaan
salah satu obat mengatasi rasa kecewa adalah jangan memanjakan perasaan kita, hindari untuk terlalu membawa perasaan. Coba lakukan aktifitas lainnya yang dapat mengalihkan fikiran dari hal yang menyebabkan rasa kecewa.
- Biarkan Otak mengatasi Hati
Cobalah untuk menenangkan perasaan dengan pemikirian, jika kita menggunakan otak untuk mengatasi perasaan (hati) akan lebih mudah kita melihat jalan yang lebih lurus dan rasional. Biasanya pemikiran rasional akan dapat mengatasi rasa kecewa.
- Tingkatkan keyakinan diri
Rasa kecewa biasanya muncul ketika kita kurang percaya diri. Hal ini sangat berperan dalam munculnya rasa kecewa pada diri kita.
Itulah beberapa tips atasi kecewa.

Cinta dan Kesetiaan

Cinta memang tidak pernah kering menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan. Cinta terukir dalam berbagai wujud, bisa dalam bentuk kata-kata, tindakan, suatu benda simbolis, dan banyak ragam tanda lainnya. Para seniman tak bosan-bosannya memilih tema cinta dalam karya-karyanya. Orang-orang (terutama para penikmat seni) juga tak pernah jengah dengan karya bernuansa cinta. Kategori “cengeng atau bermutu” menjadi tak terlalu penting karena cinta menjadi suatu kebutuhan. Kadang kala orang butuh juga cinta berkharakter cengeng. Atau kadang orang juga memerlukan cinta yang tegar berjiwa heroik.

Cinta tidak berjalan sendiri. Ada kesetiaan. Kolaborasi cinta dan kesetiaan memperkaya khazanah kehidupan menjadi putih bersih beraura positif.

Jutaan bahkan mungkin miliaran karya seni dari abad ke abad menyenandungkan cinta dan kesetiaan. Cinta dan kesetiaan melahirkan hidup dan kehidupan baru.

Orang gembel – kaya, butuh cinta dan kesetiaan.

Orang kasar – romantis, juga mendambakan cinta-kesetiaan

Orang jahat (menurut penilaian umum) – dan kaum agamawan pun menginginkan cinta-kesetiaan. Manusia dan alam semesta menyenandungkan harmoni cinta dan kesetiaan secara universal – bebas dari SARA.

Cinta dan Kesetiaan – dua sisi dalam satu mata keping yang tidak terpisahkan. Cinta menjadi landasan sebuah Kesetiaan. Di dalam kesetiaan terkandung nilai cinta yang mempersatukan. Sulit membayangkan ada cinta berdiri sendiri tanpa disertai kesetiaan. Demikian pula sulit memahami, ada sebuah kesetiaan tanpa landasan cinta di dalamnya. Cinta tanpa kesetiaan adalah kosong. Dan kesetiaan tanpa didasari cinta adalah kepura-puraan. Dalam kesetiaan ada komitmen melayani tanpa pamrih tulus ikhlas apa adanya berlandaskan welas asih.

Cinta bermakna amat luas sebebas kesetiaan. Para pemikir barat klasik bahkan sampai memilah-milah arti dan perwujudan cinta ke dalam beberapa istilah. Ada eros untuk cinta bernuansa erotis dan romantis yang lebih bersifat fisik. Ada philia – sebuah cinta bernuansa kasih persaudaraan persahabatan. Dan ada pula agape untuk cinta yang bersifat spiritual – cinta kepada Sang Pencipta Mahakuasa dan sesama. Dan inilah level cinta tertinggi.

Masih ada banyak wujud cinta dan kesetiaan. Sebut saja, cinta kepada tanah air, cinta diri sendiri atau narsis dan ada storge cinta pada keluarga.

Ada apa dengan cinta dan kesetiaan?

Cinta dan Kesetiaan tak selalu dipahami secara utuh dewasa. Makna cinta dan kesetiaan yang harmonis indah, kerap diseret ke dalam pemahaman yang sempit gelap demi kepentingan pribadi.

Dunia sosial politik kekuasaan dengan para aktornya sering menyeret cinta dan kesetiaan yang suci tulus ke dunia yang sempit dangkal. Maka lahirlah kaum penjilat dan loyalis semu. Kelompok ini ada dan hidup di mana-mana – di sekitar kita hingga detik ini.

Banyak contoh di mana penguasa dan kaum loyalis suatu ideologi (parpol) yang sedang berkuasa menindas yang lemah mengabaikan makna cinta dan kesetiaan. Bahkan lebih jauh, telah membawa cinta dan kesetiaan ke dalam lahan tindak anarkhis kriminal. Penyelewengan terhadap makna cinta dan kesetiaan, akan melahirkan ketidakadilan bahkan pengkhianatan terhadap nilai inti kehidupan: welas asih yang harmonis.

Dulu di daratan Eropa, sejarah cinta mencatat Kaisar Claudius II telah membunuh energi cinta kaum muda. Para pemuda (pasangan muda) dilarang melakukan perkawinan. Sang Kaisar bertitah, kaum muda dengan energinya yang perkasa lebih tepat jadi tentara untuk kepentingan perang. Pasangan kaum muda dilarang keras melakukan perkawinan.

Seorang filsuf humanis yang juga rohaniwan, Valentine menentang kebijakan kaisar dengan menikahkan pasangan-pasangan muda yang sedang mabuk cinta. Valentine pun lalu dihukum mati karena dianggap melawan titah kaisar.

Di negeri ini banyak kelompok orang yang cepat “emosi” ngamuk bergaya barbar ketika ada kelompok lain yang berbeda, tidak sewarna, sepaham – sealiran – seideologi. Saling serang secara fisik dan saling menyakiti. Yang lebih mengerikan lagi jika membawa-bawa dan mengatasnamakan TUHAN – Sang Maha Kuasa – Pencipta – Maha Pengampun dan Sang Maha Welas Asih untuk merusak, menyakiti, dan membunuh sesama hanya karena berbeda. Memangnya, siapa manusia? (Siapa sih lu?). Di ruang yang lebih kecil, di kantor misalnya, orang yang tidak senada seirama ditekan, diadu domba, dan disingkirkan bahkan dibunuh kharakternya.

Negeri ini sejatinya bukan hanya sedang dilanda sakit kemiskinan dan kebodohan yang parah, tapi juga sedang mengidap sakit pengkhianatan cinta dan kesetiaan terhadap hidup harmonis dan welas asih.

Salam cinta dan kesetiaan

Selasa, Maret 10, 2009

Selingkuh??????

Please Deh!

Sejak awal kita pacaran, niatnya, ya, sama satu orang itu saja. Di perjalanan, tiba-tiba kita ketemu sama orang lain. Seseorang yang lama-kelamaan semakin dekat dengan kita. Tapi kedekatan ini senantiasa kita sembunyikan dari pacar. Lalu akhirnya terjadilah… perselingkuhan.

selingkuh artinya tidak berterus terang; tidak jujur; suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; curang; serong.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, 1991)

Selingkuh, ngeduain, cinta segi tiga… or whatever-lah. Sebenarnya apa, sih, artinya? "Selingkuh itu (ketika) orang melakukan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan komitmennya," jelas psikolog Zainoel B Biran, yang biasa dipanggil Pak Noel.

Maksudnya, saat dua orang memutuskan untuk pacaran, mereka punya komitmen buat menjaga hubungan. Misalnya, lawan jenis yang boleh ngajak kita jalan berdua cuma pacar, pegangan tangan sama lawan jenis pun hanya dilakukan dengan pacar. Jadi, saat salah satu pihak nge-date sama orang lain, bisa dibilang dia sudah selingkuh!

Dalam sebuah riset yang dilakukan psikolog Drigotas SM dan koleganya di Journal of Personality and Social Psychology tahun 1999, selingkuh disebut sebagai dating infidelity.
Istilah ini mengacu pada adanya perasaan bahwa pasangan telah melanggar norma dalam pacaran, yang berkaitan dengan interaksi terhadap orang lain dan diikuti
timbulnya kecemburuan dan persaingan.

Selingkuh itu sendiri juga dibagi dua: selingkuh fisik dan emosional. Selingkuh fisik artinya kita melakukan kontak fisik dengan lawan jenis, seperti pelukan dan ciuman sama orang yang bukan pacar kita. Sedangkan selingkuh emosional lebih berupa perasaan kita terhadap orang lain yang bukan pacar. Contoh, kangen dan pengin sering ngobrol sama lawan jenis yang bukan pacar.

Batasan seberapa jauh
seseorang bisa disebut berselingkuh itu pun macam-macam dan sangat relatif. Dalam majalah Psychology Today terbitan Desember 2000, menurut teori evolusi psikologi zaman dulu, cowok akan lebih kecewa kalau pasangannya melakukan selingkuh fisik. Soalnya, cowok enggak akan terima harus membesarkan dan membiayai anak hasil perselingkuhan istrinya (iyalaah!). Sementara cewek bakal lebih sebal kalau pasangannya melakukan selingkuh emosional. Sebab, cewek pengin pasangannya ada di sampingnya untuk membantunya membesarkan keturunan.

Tapi teori ini diragukan oleh hasil eksperimen yang dilakukan Christine R Harris, profesor psikologi dari Universitas California, San Diego, tahun 2000.Reaksi seseorang terhadap bentuk selingkuh itu bergantung pada pengalaman hidupnya, bukan padajenis kelaminnya Ini juga disetujui oleh Pak Noel yang bilang bahwa selingkuh itu batasannya relatif. Tergantung persepsi orang masing-masing.

Ada cewek yang menganggap pacarnya yang sering ngobrolin tentang cewek lain artinya dia sudah selingkuh. Tapi ada juga cewek enggak menganggap pacarnya selingkuh walaupun pacarnya sudah pelukan plus ciuman sama cewek lain. Sebab dia tahu pacarnya sedang khilaf dan enggak ada feeling apa pun pada cewek tersebut.

Tomi, siswa kelas III SMA di Jakarta Selatan, mengaku selingkuh itu sudah terjadi ketika dia mulai kangen sama cewek lain yang sering diajaknya ngobrol tanpa ada kontak fisik. Lain lagi sama Dino (17), "Kontak fisik berlebihan sama orang lain walau enggak ada perasaan, itu baru selingkuh!" Jadi, batasan selingkuh itu memang bergantung pada diri kita.

Kenapa selingkuh?

Tapi kenapa, ya, banyak teman seumuran kita (mungkin kita juga termasuk) gampang banget ngeduain pacarnya?

"Remaja masih pengin main-main. Belum memantapkan pilihan. Sementara (saat pacaran) mereka terikat dan commited hanya pada orang," ujar Pak Noel sambil tersenyum.

Pak Noel juga menambahkan, dibandingin zaman dulu, keintiman hubungan antara cewek dan cowok bergeser. Sekarang banyak pertemanan yang "dihiasi" kontak fisik seperti layaknya orang pacaran. Enggak heran banyak juga yang pacaran, tapi masih "senang-senang" dengan orang lain yang bukan pacar.

Selain itu, kecenderungan mencari tempat curhat pun membuat seseorang jadi lebih rentan selingkuh. "Kadang-kadang sama pacar belum tentu bisa curhat. Apalagi menyangkut hubungan itu sendiri. Lalu ada tempat curhat yang bisa menjadi jalur untuk selingkuh," kata dosen sosiologi di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini.

Kebosanan juga menjadi salah satu penyebab kita rentan selingkuh. Kita bosan karena sudah berbulan-bulan stuck sama satu orang ini saja. Itu diakui oleh William, kelas III SMP. "Gue orangnya bosenan. Apalagi cewek, kan , suka marah-marah. Gue jadi makin bete. Gue bosannya enggak niat ketemu, gitu, sama dia," katanya.

Bahkan Dino yang belum pernah selingkuh pun mengakui makin bosan ketemu sama pacarnya. "Sudah tujuh bulan gue pacaran. Jadi bosan saja sama dia. Pengin, sih, selingkuh, tapi enggak, ah," kata Dino sambil tertawa.

Faktor lain dari diri kita yang memicu terjadinya selingkuh adalah untuk mencari kesenangan dan petualangan baru. "Aku cari kesenangan sendiri saja. Adacowok yang lebih dari cowok gue, ya, kenapa enggak?" aku Dinda yang pernah sekali berselingkuh.

Penyebab lain terjadinya selingkuh adalah keadaan hubungan itu sendiri. Kalau tiap hari kita berantem terus sama pacar, ya… lama-lama ilfil juga. Apalagi kalau berantemnya soal kebiasaan pacar yang cemburuan plus posesif. Aduuuh… males banget!"Posesif itu menghambat yang lain. Mendorong untuk selingkuh. Ada ketegangan dan kecemasan (dalam hubungan itu). Jadi hubungannya enggak dinikmati," jelas Pak Noel. Tuh, ingat-ingat, ya!

Uniknya lagi, ada penelitian terbaru di Inggris yang bilang faktor genetis memengaruhi kecenderungan kita berselingkuh! Dari penelitian yang melibatkan 1.600 cewek kembar tersebut disimpulkan bahwa 30-40 persen perselingkuhan disebabkan faktor genetis alias keturunan-walaupun ada faktor lain yang berpengaruh, seperti kualitas hubungan dan kesempatan berselingkuh. Meskipun riset tersebut dilakukan pada cewek saja, ilmuwan-ilmuwan yang terlibat percaya ini juga berlaku buat para cowok! Widiih, kayaknya kita mesti cek silsilah keluarga, nih!

Terbebas selingkuh

"Selingkuh itu enggak apa-apa karena kita masih muda dan mencari-cari pilihan!" Itu dalih yang sering diomongin para selingkuh-ers! Bleah! Emang, sih, masih muda… tapi biar bagaimana, kita juga harus belajar menghargai orang lain, dong. Apalagi kalau kita memosisikan diri sebagai pihak yang diselingkuhi. Enggak ada enak-enaknya lagi dibohongin! Yang ada malah saling menyakiti nantinya.

Jadi, gimana, nih, caranya kita terbebas virus selingkuh? Kalau masih pengin gebet sana-sini, ya, enggak usah pacaran. "Jangan bikin pernyataan aku pacarmu, kamu pacarku. Jalan bareng saja, tapi masing-masing bebas," kata Pak Noel.

Enggak ada komitmen, artinya kita lebih bebas. Enggak perlu ada tanggung jawab berjanji setia pada satu orang. Segi positifnya, banyak orang yang bisa kita kenal. Tapi enggak enaknya, agak sulit menemukan orang yang akan selalu ada di samping kita.

Lain lagi kalau kita memang mau pacaran, tapi tetap enggak mau kehilangan "wawasan" terhadap lawan jenis lain. Sebenarnya, kita juga masih bisa begini, kok. Inti selingkuh itu, kan menyalahi komitmen, maka dari awal sebaiknya dibahas "aturan-aturan" yang berlaku antara kita dan pacar. Seberapa jauh, sih, kita boleh berhubungan sama lawan jenis yang bukan pacar? Kita sebal kalau pacar kayak gimana, sih? Kita pengin hubungan pacaran ini berjalan seperti apa? "Membahas hal-hal ini berguna untuk mengantisipasi (perselingkuhan)," ucap Pak Noel

Hubungan kita dan pacar juga akan semakin clear. Kalau kita berkomitmen bahwa sah-sah saja jalan bareng sahabat pacar, kita enggak perlu pusing mikirin pendapat pacar, kan? Kita pun jadi tahu batasan bersikap supaya enggak sampai kecebur di lembah perselingkuhan.

"Aku sama pacar suka membahas. Tapi bukan yang mengancam, gitu. Misal, ada teman yang selingkuh, terus kita sempat ngomongin masalah itu. Terus, aku atau pacarku akan bilang, ‘Kamu jangan gitu, ya,’" curhat Anya, siswi kelas II SMA swasta di Jakarta Selatan yang belum pernah dan enggak niat selingkuh.

Solusi lain adalah membicarakan dengan pacar setiap masalah yang mengganggu hubungan kita. "Bicarakan masalahnya dan cari solusi. Jangan cari orang lain untuk membicarakan," saran Pak Noel. Apalagi kalau curhatnya malah sama lawan jenis lain yang agak-agak kita taksir. Hmm… itu, sih, namanya cari-cari kesempatan!

Mengenal lebih dekat

Manfaat penting pacaran
adalah kesempatan untuk belajar dan mengenali orang lain lebih dekat. Kita jadi lebih dewasa dan mengerti cara menyelesaikan masalah dengan baik. "Proses pacaran itu menghasilkan sesuatu yang membuat dua-duanya berkembang," ujar Pak Noel. Berdiskusi tentang keinginan kita dan pacar sebenarnya melatih kita berpikir lebih rasional dan enggak sekadar mengikuti emosi. Inilah kesempatan kita menjadi orang dewasa.

Keterbukaan semacam inilah yang juga penting dilakukan ketika kita merasa mendekati ambang perselingkuhan alias mulai menyukai orang lain yang bukan pacar. Akan lebih baik kalau kita membicarakan ini sama pacar daripada sembunyi-sembunyi dan justru makin menyakiti pacar. "Belajar jadi terbuka. Tapi setelah melihat dulu, kenapa kita suka sama orang ini? Ini mesti dijernihkan dulu," ungkap Pak Noel.

Pada dasarnya hubungan pacaran di usia kita memang sarana untuk makin mengenal orang lain dan bukan untuk melangkah menuju sehidup-semati. Perjalanan masih panjang dan masih terbuka kemungkinan kita atau pacar ketemu orang lain

Ada kata-kata bijaksana yang bilang, memang sakit melihat orang yang kita cintai berbahagia sama orang lain, tapi lebih sakit lagi kalau orang yang kita cintai itu tidak berbahagia bersama kita.